TERPERCAYANEWS.com – Ferry Marzoni, kepala desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Senin, 2 Februari 2021 bersama beberapa perangkat desa mendatangi pihak PLTA Musi bertujuan menagih janji terkait rekomendasi kajian ilmiah dari Universitas Bengkulu (Unib), tentang atisipasi dan penanganan pasca banjir di desa Tanjung Alam dan desa Air Hitam.
Ia mengatakan pada tahun lalu pihaknya sudah melakukan mediasi kedua dengan pihak PLTA Musi dengan salah satu keputusan melakukan kajian ilmiah ke UNIB.
“Satu tahun lalu kita sepakat untuk menunggu hasil kajian dari Unib, setelah satu tahun dari kajian Unib belum ada proses capaian yang dilakukan dan belum juga ada tindaklanjutnya,” jelas Ferry.
Sebelumnya, ahli dari Universitas Bengkulu yang merupakan akademisi Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Pertanian Unib M. Fajrin Hidayat, menyebut 5 rekomendasi untuk antisipasi dan penanganan pasca banjir yaitu, pengerukan sedimen waduk PLTA Musi, monitoring dan evaluasi catchment area (CA) atau area tangkapan hujan, rehabilitasi hutan dan lahan di daerah aliran sungai (DAS), imbal jasa lingkungan pemilik manfaat, dan pembebasan lahan pada areal terdampak.
Dari rekomendasi tersebut, sejauh ini belum ada tindak lanjut dari pihak PLTA Musi untuk mengurangi genangan air di areal sungai desa desa Tanjung Alam dan Air Hitam.
“Kalau mengenai pengerukan di area sungai musi itu memang sudah kewajiban mereka, akan tetapi untuk daerah dan desa yang ada disekitarnya mestinya harus dilakukan pengerukan juga agar mengurangi dampak genangan,” ungkapnya.
Ferry menambahkan, hal ini bukan main-main dan sudah menjadi bahasan di tingkat DPRD dan pemerintah daerah kabupaten Kepahiang.
“Kami ingin adanya solusi nyata dari pihak PLTA Musi, agar desa kami tidak mengalami kebanjiran dan longsor saat musim hujan turun selain itu kami juga meminta agar melakukan pembebasan lahan pada areal terdampak,” harap Ferry.
Diketahui, setelah melakukan mediasi yang cukup alot, pihak pemerintah desa Tanjung Alam belum merasa puas atas jawaban yang diberikan pihak PLTA Musi dan kedepan pihak pemerintah desa Tanjung Alam akan melakukan upaya mediasi ke instansi pemerintahan agar menemukan hasil yang diinginkan.
Sebelumnya, (6/12/2019) Ketua DPRD Kepahiang Windra Purnawan bersama 5 anggota DPRD lainnya meninjau kondisi pasca bencana banjir di desa tersebut tindak lanjut dari rapat dengar pendapat umum (RDPU) beberapa tahun lalu. Dalam peninjauan kelokasi pasca dampak banjir dilokasi turut dihadiri Manajemen PT PLN (Persero) UIK Sumbagsel UPDK Bengkulu.
“Kita tidak bisa memungkiri bahwa salah satu penyebab banjir ini adalah karena bendungan PLTA Musi. Dengan menggunakan rakit tradisional tadi, kita sudah menyaksikan sedimentasi pada sungai yang mengelilingi Desa Air Hitam dan Tanjung Alam ini sudah sangat membahayakan,” kata Windra dilansir dari progres.id.
Tidak dipungkiri dengan adanya bendungan ini sedimentasi yang ada terjadi sampai ke hulu hingga menyebabkan genangan air.
“Jadi kedepan kita berharap prioritas pertama adalah pengamanan warga jangan sampai ada korban jiwa,” ungkapnya. (dilansir dari berbagai sumber) 3f