Percepat Vaksinasi dalam Mendukung Pembelajaran Tatap Muka

Oleh : Sudi Sumberta Simarmata

Peneliti Muda Raflesia Riset Parameter

Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) menuntut Indonesia untuk beradaptasi. Seluruh pihak dituntut untuk menghindari aktivitas yang berpotensi menjadi klaster baru penyebaran COVID-19. Keputusan pemerintah untuk membuka kembali sekolah tatap muka pada tahun 2021, menjadi sebuah tantangan bagi pengelola sekolah, terutama dalam menyiapkan pembelajaran tatap muka yang aman dan bermakna. Hal itu tentu tidak mudah karena di masa pandemi, pembelajaran tatap muka harus menjamin keamanan siswa dan guru (SKB Empat Menteri Nomor 03/KB/2021).

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate memastikan pembelajaran tatap muka terbatas di wilayah PPKM level 1-3 harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, serta kesehatan dan keselamatan seluruh insan pendidikan dan keluarganya. Menurutnya, pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan wilayah PPKM level 1-3 dapat dilakukan melalui PTM terbatas dan/atau PJJ. Pelaksanannya harus disesuaikan dengan pengaturan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/202l, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). (CNN Indonesia, 8/2021).

Ahli Pendidikan Muhammad Marshal Nugroho mengatakan setidaknya ada beberapa urgensi sehingga pembelajaran tatap muka itu harus dilaksanakan meskipun kita sedang menghadapi pandemi Covid 19 diantaranya adalah :

  1. Ancaman putus sekolah, hal ini dikarenakan banyak orang tua yang tidak melihat peranan satuan pendidikan dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran dilaksanakan tidak secara tatap muka.
  2. Tekanan psikososial, hal ini memungkinkan timbulnya stres pada peserta didik, Kondisi stres yang ada pada peserta didik akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Motivasi merupakan bagian penting dalam pembelajaran jarak jauh (Selim, 2007). Sebagai akibat dari minimnya interaksi dengan lingkungan pendidikan serta tekanan akibat sulitnya penerapan pembelajaran jarak jauh. Untuk mencapai tujuan tersebut, penting bagi peserta didik untuk senantiasa memiliki kondisi kesehatan psikologis yang baik. Atmosfer penuh tekanan dapat memicu stres dan menurunkan performansi belajar (Dwyer dan Cummings, 2001).

Terkait dengan itu Direktur Sekolah Dasar Dra. Sri Wahyuningsih. M.Pd., menyampaikan menurut data hingga 26 Juli 2021, total kasus konfirmasi terpapar Covid-19 untuk usia anak 0 sampai 18 tahun tercatat 399.642 kasus anak. Angkanya setara dengan 12,5% dari total kasus masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19. Tentu hal ini menjadi keseriusan penting bagi Pemerintah untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka. (Kompas.com, 06/2021).

Artinya harus diantisipasi bahwa sekolah tidak menjadi klaster baru, namun pembelajaran tatap muka harus tetap dilaksanakan. Apabila kita mengacu pada proses pembelajaran yang terdapat pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, terdapat beberapa aspek utama dalam proses pembelajaran (Presiden Republik Indonesia, 2003). Berikut ini adalah aspek utama dalam proses pembelajaran di Indonesia: 1. Peserta didik, 2. Tenaga pengajar, 3. Interaksi, 4. Sumber belajar, 5. Lingkungan belajar.

Agar tercipta interaksi antara peserta didik dan tenaga pengajar, mejadi hal penting yang harus diperhatikan ketika pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan adalah pemerintah dan pihak satuan pendidikan termasuk kampus dan sekolah mempersiapkan beberpaa hal sebagai berikut 1. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan 2. Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan 3. Penerapan kewajiban penggunaan masker 4. Penyediaan thermo gun 5. Pemetaan kondisi warga satuan pendidikan 6. Persetujuan komite sekolah atau perwakilan orang tua/wali. Dan yang tak kalah penting adalah menyukseskan program vaksinasi untuk memperkuat imun peserta didik. (Muhammad Marshal Nugroho, 2019: Analisis Kesiapan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia Pada Tahun 2021)

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan dalam laporannya menyebut Badan Intelijen Negara sangat memberikan perhatian yang serius pada vaksinasi Covid-19, khusus untuk anak-anak usia 12 hingga 18 tahun, terutama pelajar SD, SMP dan SMA yang merupakan generasi penerus dan menjadi tulang punggung bangsa dan negara Republik Indonesia kedepan. BIN memberikan perhatian yang serius kepada program vaksinasi untuk para pelajar.  Vaksinasi ini semuanya bisa dipercepat sehingga bisa tercapai kekebalan komunal dan kita bisa terhindar dari Covid-19, Presiden Joko Widodo mendorong agar program vaksinasi untuk para pelajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat dipercepat sehingga tercipta kekebalan komunal dan terhindar dari pandemi Covid-19. (Kominfo.go.id, 07/2021).

Hal ini yang harus diperhatikan secara serius dalam menjamin imun tubuh peserta didik bahwa pemerintah harus melakukan vaksinasi bagi pelajar secara besar-besaran dan program vaksinasi itu harus masif dilakukan terutama di daerah-daerah yang tingkat penyebaran Covid nya tinggi tentu diiringi dengan kesadaran tinggi oleh pelajar dari setiap tingkatan untuk mematuhi protokol kesehatan, dengan hal ini kita optimis pembelajaran tatap muka dapat secara efektif untuk dilakukan.

 

Pos terkait