Sistem Lubang Jarum

Upaya Soekarno untuk ingin tahu apa yang sedang terjadi di luar sana sewaktu dalam penjara Sukamiskin, yaitu melalui lubang jarum atau telur asin yang dibawakan Inggit kepadanya.

 

Oleh Efri Yandi

Setelah beberapa bulan tinggal dalam sel terpisah, Soekarno baru diperbolehkan menerima kue dan telur dari luar. Makanan ini pertama-tama diperiksa dengan teliti oleh penjaga. Bagaimanapun, sebelum polisi menahan Soekarno, ia telah bersiap-siap menghadapi kemungkinan yang tidak diharapkan. Sehingga bila Soekarno dijebloskan dalam penjara, ia tetap dapat kabar dari di luar.

“Bila ada kabar buruk, inggit mengirimkan telur asin, ini terjadi beberapa kali. Tetapi yang kuketahui hanyalah ada kabar buruk. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Keadaan ini bisa membuatku seperti orang gila,” tutur Soekarno dalam otobiografinya Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat yang dituturkan oleh Cindy Adams

Dalam kesempatanya, Inggit istri Soekarno diberi kesempatan berkunjung hanya dua kali dalam seminggu, sehingga saluran informasi yang paling banyak baginya adalah buku-buku agama yang diperbolehkan dibawah dari luar.

“Aku telah mengirimkan cara penyampaian berita yang kusebut sitem lubang jarum. Katakanlah Inggit mengirimkan kitab Al-quran pada tanggal 24 April. Aku harus membuka bab 4 halaman 24 dan dengan ujung jari aku meraba dengan teliti satu halaman itu. Di bawah huruf-huruf tertentu terdapatlah bekas lubang jarum. Jadi seperti huruf Braille. Di bawah huruf A terdapat lubang kecil, di bawah huruf N sebuah lubang kecil lagi dan seterusnya,” ungkap Soekarno

Dengan jalan demikian Soekarno dapat mengetahui isi berita yang sebelumnya disampaikan lewat telur asin oleh Inggit istri Soekarno. Dalam kesempatanya, ia juga sering dibawakan telur biasa oleh Inggit. Pada telur ini, Soekarno juga dapat pesan yang tersimpan.

“Aku meneliti kulitnya terlebih dulu sebelum memakanya. Satu tusukan peniti berarti  “Kabar baik”. Dua tusukan “Seorang ditangkap”. Tiga tusukan berarti “Penyerangan besar-besaran dan semua pemimipin ditangkap”. kata Soekarno